Dalam kurun waktu lebih dari satu dekade terakhir, e-cigarette atau vape telah tersedia di Amerika Serikat, Eropa & Asia. kita telah memperoleh cukup informasi mengenai risiko kesehatan yang mungkin diakibatkan oleh vaping berdasarkan profil keamanan bahan kimia yang terlibat. Dengan ini, kita dapat memahami bahwa risiko yang ditimbulkan oleh vaping yang faktanya tidak sebesar risiko dari rokok konvensional.
Pengetahuan kita tentang risiko bagi mereka yang berada di sekitar perokok (perokok pasif) mungkin lebih lengkap daripada yang kita tahu tentang risiko bagi para vaper itu sendiri. Berdasarkan standar paparan bahan kimia dan logam yang dihirup, para ilmuwan dapat memperkirakan apakah zat berbahaya yang terdapat dalam asap/ cloud vape dapat berpotensi membahayakan mereka yang secara tidak sengaja menghirup uap tersebut? Namun, sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa asap/ cloud vape dapat memberikan ancaman serius terhadap kesehatan orang yang tidak merokok/ vape.
Mengenal Asap/ Cloud yang Dihasilkan Vape
Asap atau cloud vape sebenarnya adalah aerosol, atau uap yang dikeluarkan ke atmosfer oleh pengguna e-cigarette/ vape ketika mereka menghembuskan nafas. Seperti halnya asap rokok, uap ini tetap berada di udara dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga siapa pun yang berada dalam ruangan yang sama (asumsi bahwa ruangan tersebut cukup kecil) kemungkinan besar akan menghirup sebagian dari aerosol yang dikeluarkan tersebut. Namun, yang perlu diperhatikan adalah bahwa mereka yang berada di sekitar pengguna e-cigarette/ vapers ini tidak seperti menghirup asap rokok, karena uap e-cigarette yang dikeluarkan sebenarnya bukanlah asap.
Perbedaan Asap Dari Rokok & Uap Dari Vape
1. Asap dari Rokok
Asap sendiri merupakan hasil dari proses pembakaran. Membakar zat apa pun dengan api termasuk kayu, daun, bahan bangunan, atau bahan tumbuhan lainnya, termasuk tembakau. Dimana asap hasil pembakaran ini akan menghasilkan gas-gas yang mudah menguap. Selain itu asap pada rokok mengandung partikel padat yang bersifat karsinogenik (pemicu kangker), karbon monoksida, dan campuran produk sampingan berbahaya yang ada dalam asap rokok disebut tar. Meski asap rokok yang dihirup perokok pasif tidak sebahaya jika dibanding dengan perokok yang menghirup langsung dari rokok, tetapi perlu diingat bahwa paparan yang terus menerus asap yang dihirup perokok pasif (Orang disekitar perokok) dan berkepanjangan akan tetap membawa resiko serius.
2. Uap Dari Vape
Cara kerja vape dengan memanaskan cairan e-liquid (liquid Vape) dengan menggunakan kumparan logam kecil yang terdapat di dalam atomizer, dan panas tersebut mengubah e-liquid menjadi uap yang terlihat. Uap vape tidak mengandung karbon monoksida atau tar. Selain itu partikel dalam aerosol/ Uap vape tersebut berbentuk cairan, bukan padat seperti asap rokok. Meski tidak dapat di pungkiri bahan kimia memang terdapat dalam uap, tetapi yang terkandung hanya dalam jumlah yang sangat kecil. Konsentrasi zat dalam uap jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan yang terdapat dalam asap rokok, sehingga bahaya dari uap vape jauh lebih kecil.
Baca Juga : Masih Aktif Merokok? Ini Efek Bahaya dari Merokok Tembakau
Apakah Asap Pada Vape Berbahaya Sama Seperti Asap Rokok?
Yang perlu kita tahu, uap pada vape hanya dihasilkan ketika seorang melakukan vaping. Dengan kata lain tidak ada emisi uap yang terus-menerus keluar dari perangkat ketika tidak digunakan. Berbeda dengan rokok yang akan terus menghasilkan asap jika rokok sudah dibakar, meski tidak digunakan.
Pada saat vapers menghembuskan nafas dan menghasilkan uap, uap yang dikeluarkan mengandung lebih sedikit dari semua zat yang ada dalam uap saat dihirup oleh vapers. Kenapa lebih sedikit sebab sebagian besar zat yang terkandung dalam liquid vape sudah diserap oleh mulut, tenggorokan, dan paru-paru pengguna vape. Karena itu, dampak negatif jika uap dihirup oleh orang disekitar tidak cukup besar jumlahnya untuk menjadi perhatian.
Hasil Berdasarkan Riset Penelitian
Semua liquid vape pasti mengandung propylene glycol dan glycerin (PG dan VG). Menurut ahli toksikologi Drexel University, Igor Burstyn kandungan dari uap vape yang dihirup oleh para vapers “layak diawasi,” kontaminasi yang ada dalam uap yang dikeluarkan sangat kecil sehingga tidak ada risiko yang signifikan bagi Vapers pasif. Partikel dari vaping, yang berbentuk cairan bukan padat seperti partikel asap rokok, tidak mempengaruhi kualitas udara sama sekali.
Dalam sebuah studi Universitas California-San Diego tahun 2017 yang menganalisis udara di 193 rumah tangga berpenghasilan rendah, para peneliti menemukan bahwa merokok tembakau atau mariyuana, memasak, dan membakar lilin semua mempengaruhi jumlah partikel di rumah. Namun, vaping (yang dilakukan di 43 rumah) tidak memiliki pengaruh yang dapat diukur terhadap kualitas udara dalam ruangan.
Bahkan studi tentang kualitas udara di vape store, menunjukkan bahwa tingkat bahan berbahaya berada di bawah batas bawah. Bahkan, National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) yakni sebuah lembaga CDC, menemukan bahwa bahkan di toko vape di mana 13 pelanggan melakukan vaping sepanjang hari, zat kimia pengharum dan formaldehida yang diukur di udara semuanya berada di batas bawah paparan yang diizinkan, dan nikotin hampir tidak terdeteksi dalam sampel.
Baca Juga : Vape Vs Rokok Lebih Bahaya Mana?
“Nikotin dari uap yang dihembuskan dapat disimpan pada permukaan, tetapi pada tingkat yang sangat rendah sehingga tidak ada mekanisme yang masuk akal dimana endapan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh pada dosis yang akan menyebabkan kerusakan fisik,” kata para peneliti Royal College of Physicians dalam ulasan komprehensif tahun 2016 mengenai ilmu e-cigarette (vape).
Dalam tinjauan bukti tahun 2018 yang diperbarui oleh Kesehatan Masyarakat Inggris , para ahli badan tersebut menganalisis beberapa studi baru tentang paparan pasif yang telah diterbitkan sejak laporan asli e-cig PHE tahun 2015. Mereka menyimpulkan, sekali lagi bahwa “sampai saat ini belum ada risiko kesehatan yang teridentifikasi dari vaping pasif kepada para pengamat.”
Jadilah Vapers Ber-Attitude
Apakah itu berarti bahwa vapers harus merasa bebas untuk melakukan vape di mana saja tanpa memperhatikan keinginan orang lain? TIDAK! Meskipun uap/ asap vape tidak dapat dibuktikan berbahaya bagi orang lain, perhatian terhadap keluarga dan teman-teman harus dihormati.
Sekalipun asap dari vape tidak terbukti berbahaya bagi orang lain, kekhawatiran keluarga dan teman perlu dihormati. Jelas, jika pasangan atau pengunjung menolak, vapers harus sopan dan bijaksana, dan membawa vape keluar. Jelas, jika seseorang di rumah menderita asma atau kondisi pernapasan lainnya, asap/ uap vape sebaiknya dihindari, karena kita tahu PG dan beberapa perasa dapat mengiritasi saluran udara.
Baca Juga : Etika yang Harus Dilakukan Ketika Vaping di Tempat Umum
Anak-anak, tentu saja, tidak dapat membuat pilihan berdasarkan informasi tentang apa yang mereka hirup, jadi vapers harus bijaksana dan lebih berhati-hati, jika dibanding saat berada di sekitar orang dewasa. Tidak ada studi asap vape yang secara khusus mengukur fungsi paru-paru bayi atau anak kecil setelah menghirup vape setiap hari. Pastinya vapers seharusnya tidak bereksperimen ekstrim pada anak-anak.
Meskipun belum ada bukti yang kuat tentang dampak negatif kesehatan bagi vapor pasif, tetap penting untuk menghormati kekhawatiran keluarga dan teman-teman. Kita sebagai vapers perlu terus mengumpulkan pengetahuan lebih lanjut mengenai vape dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang bijaksana.